Rabu, 21 Oktober 2009

BELAJAR HTML

Belajar HTML
Html bukan bahasa pemrograman. Akan tetapi html biasa digunakan oleh para pemula untuk belajar membangun website. Kali ini saya akan berbagi bagaimana caranya kita membuat warna latar dari halaman web sesuai dengan keinginan kita melalui html. Untuk lebih jelasnya silahkan kalian ketik sintag html seperti di bawah :
<html>
<head>
<title>belajar html</titlegt;
</head>
<body bgcolor = ”blue”>
<p>yang berfungsi untuk mewarna halaman web adalah sintag bgcolor yang
diletakkan di body</p>
</body>
</head>
</html>

Rabu, 07 Oktober 2009

Assalamu’alaikum …. . . . Ahlan Wasahlan . . . ………… .!!1

Wahai semua sahabat muslim wa muslimah . . .

Ingatlah, . . . . . .

Ketika yang telah kita lihat telah sirna, hancur, tak berjirim, dan lenyap hilang begitu saja

Semua sepi , gelap, penuh dengan keresahan, penderitaan, dan tiada keberdayaan

Kenang-kenangan sirna, hanya tinggal bayangan yang berbuah keharuan

Kebahagiaan yang merindukan takkan lagi hadir dalam kenyataan

Meskipun hanya sebuah hayalan dan angan-angan

Kecuali . . . ………………. . . . .

Sebuah Keinginan . . . .

Sebuah Anugerah . . . .

Sebuah Keajaiban . . . . .

Hanya sekedar goresan

ALLAH menciptakan manusia dgn sesempurna mungkin :)
Bismillahirrohmaanirrohiim

Tidak ada salahnya jika kita evalusi diri di depan cermin. Tanyalah, raut seperti apakah yang ada di wajah kita ini?

Memang ada diantara hamba-hamba Allah yang bibirnya di desain agak berat ke bawah, Kadang-kadang menyangkanya dia kurang senyum, sinis, atau kurang ramah.

Subhanallaah, bentuk seperti ini pun karunia Allah yang patut disyukuri dan bisa jadi ladang amal bagi siapapun yang memilikinya untuk berusaha senyum ramah lebih maksimal lagi.

Sedangkan bagi wajah yang untuk seulas senyum itu sudah ada, maka tinggal meningkatkan lagi kualitas senyum tersebut, yaitu untuk lebih ikhlas lagi.

Karena senyum di wajah, bukan hanya persoalan menyangkut ujung bibir saja, tapi yang utama adalah, ingin tidak kita membahagiakan orang lain? Ingin tidak kita membuat di sekitar kita tercahayai?

Nabi Muhammad SAW, memberikan perhatian yang luar biasa kepada setiap orang yang bertemu dengan beliau sehingga orang itu merasa puas.

Kenapa puas? Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW – bila ada orang yang menyapanya – menganggap orang tersebut adalah orang yang paling utama di hadapan beliau. Sesuai kadar kemampuannya.

Walhasil, ketika Nabi SAW berbincang dengan siapapun, maka orang yang diajak berbincang ini senantiasa menjadi curahan perhatian.

Tak heran bila cara memandang, cara bersikap, ternyata menjadi atribut kemuliaan yang beliau contohkan.

Dan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sikap dan perasaan orang yang diajak bicara.

semoga bermanfaat

elriz . . .

Rabu, 02 September 2009

Air Mata Kekasih ALLAH . . . . .

Dan tiadalah Kami mengutuskan Engkau (Wahai Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.”

(al-Anbiyaa’:107)


*******

ana-love-rasulullahTiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah sambil membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?” “Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.

Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, ” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.”

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku – peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii…” – “Umatku, umatku, umatku…”

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma solli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi… Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

*******
Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangimu di dunia… tetapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang mengasihimu diakhirat.